Kamis, 01 Juni 2017

Analisis Usaha



MAKALAH ANALISIS USAHA
 “ CARDIN COLLECTION“
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.pd., S.H., MM


 

Disusun oleh :
Nama   : Anita Rahmawati 
Nim     : 201511305 
Kelas   : IV D

Program Studi Manajemen
                                               Fakultas Ekonomi   
Universitas Muria Kudus
2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
            Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “Analisis Usaha Cardin Collection”.
            Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun makalah ini.
            Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
           

                                                                                                                    Kudus, 30 Mei 2017
                                                                                                                              Penulis




RINGKASAN
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menunjukkan gejala semakin ketat dan kejam.
Siapa yang mempunyai sumber daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar. Memberikan arti bahwa perusahaan menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengontrol strategi pemasaran yang dibuatnya, dengan harapan agar menenangkan persaingan atau menguasai daerah tertentu.
Produk yang dihasilkan ada pembelinya, tetapi jumlah pembeli tersebut cukup atau tidak dengan mempertimbangkan faktor pesaing, sekaligus sebagai dasar pertimbangan dari segi penawaran (supplay side). Transaksi tersebut menguntungkan atau merugikan, produsen telah menghitung jumlah biaya-biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dipertukarkan. Oleh karena itu harga merupakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai saat terjadinya transaksi penukaran di pasar
Cardin Collection adalah sebuah usaha yang berkembang dengan baik dan sudah menjalankan semua hal yang harus dilakukan dalam berwirausaha seperti yang sudah dianalisis dalam bab analisis.



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
RINGKASAN.................................................................................................... .................. iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... .................. iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERENCANAAN PEMASARAN............................................................... .................. 2
2.2. MENENTUKAN HARGA.......................................................................... .................. 7
2.3. PERLUASAN USAHA............................................................................... ................ 12
2.4. KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN......................................................... ................ 15
BAB III : ANALISIS USAHA
3.1. SEJARAH USAHA CARDIN COLLECTION............................................ ................ 20
3.2. PERENCANAAN PEMASARAN............................................................... ................ 20
3.3. MENENTUKAN HARGA.......................................................................... ................ 21
3.4.  PERLUASAN USAHA.............................................................................. ................ 22
3.5. KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN......................................................... ................ 23
BAB IV : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN............................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... ................ 26
LAMPIRAN...................................................................................................... ................ 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menunjukkan gejala semakin ketat dan kejam.
Siapa yang mempunyai sumber daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar.
Sebelum suatu usaha bisnis dilakukan, perlu dipertimbangkan dan diteliti terlebih dahulu kemungkinan suatu usaha itu dapat berkembang atau tidak. Agar tidak terjadi gulung tikar, maka seorang pelaku usaha mampu menjajaki usaha yang akan dilakukan secara seksama.
Pemasaran merupakan kegiatan penting dari perusahaan yang menghasilkan produk untuk dijual dengan tujuan memperoleh keuntungan. Berdasarkan keuntungan diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usaha, selain itu juga dapat mengembangkan usaha menjadi lebih besar.
Transaksi tersebut menguntungkan atau merugikan, produsen telah menghitung jumlah biaya-biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dipertukarkan. Oleh karena itu harga merupakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai saat terjadinya transaksi penukaran di pasar
1.2. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teori perencanaan pemasaran yang tepat bagi pelaku usaha?
2.      Bagaimana cara menentukan harga dalam berwirausaha?
3.      Bagaimana cara pelaku usaha memperluas usahanya?
4.      Bagaimana kompetensi kewirausahaan yang tepat bagi pelaku usaha?
5.      Bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan usaha Cardin Collection?
1.3. Tujuan Penulisan
1.      Memahami dan mengetahui teori perencanaan pemasaran yang tepat bagi pelaku usaha
2.      Memahami dan mengetahui menentukan harga dalam berwirausaha
3.      Memahami dan mengetahui cara pelaku usaha memperluas usahanya
4.      Memahami dan mengetahui kompetensi kewirausahaan yang tepat bagi pelaku usaha
5.      Memahami dan mengetahui analisis teori kewirausahaan dengan usaha Cardin Collection?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Pemasaran
2.1.1. Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani segala kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antara produsen dengan konsumen. Konsep transaksi pertukaran merupakan pokok permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi pertukaran, produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kenudian produsen dengan kegiatan penawaran yang atraktif, diharapkan konsumen akan membeli dan kembali membeli. Penawaran dilakukan dengan menggunakan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan, mendorong, dan memberikan pelayanan yang baik pada konsumen.
2.1.2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran tidak terlepas dari, perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan. Beberapa langkah untuk merencanakan pemasaran bagi usaha baru di antaranya sebagai berikut:
1)      Langkah pertama, menetukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar diarahkan pada kebutuhan konsumen, misal barag atau jasa mana yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karateristik kosumen yang dituju.
2)      Langkah kedua, memilih pasar sasaran khusus.
Ada tiga jenis pasar sasaran khusu, yaitu:
a.       Pasar individual ( individual market)
b.      Pasar khusus ( niche market )
c.       Segmentasi pasar ( market segmentation)

3)      Langkah ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.
Penetapan strategi pemasaran tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang mengambarkan permintaan dari lingkungan persaingan, terdapat enam strategi dalam memenuhi permintaan dari lingkungan bersaing yaitu:
a.       Berorientasi pada pelanggan ( customer orientation )
b.      Kualitas (quality)
c.       Kenyamanan (convenience.
d.      Inovasi (innovation.
e.       Kecepatan (speed
yang diwujudkan dalam bentuk:
1)      Kecepatan untuk menempatkan produk baru dipasar.
2)      Memperpendek waktu untuk merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time time).
f.       Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
4)      Langkah ke empat, memilih strategi pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran ( marketing mix ), yaitu probe, product, price, place, dan promotion
2.1.3. Bauran Pemasaran
1.      Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Langkah petama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, berapa jumlah, bagaimana daya beli, dimana tempat konsumen, dan berapa permintaan, semua merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan terssebut dengan pesaing dalam hal:
a.       Kualitas lebih baik
b.      Harga lebih murah dan bisa di tawar
c.       Lokasi lebih cocok, dekat. Cepat
d.      Seleksi barang dan jasa lebih menarik
e.       Pelayanan lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen
f.       Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun penyaluran barang.
2.      Berorientasi pada Konsumen
Orientasi pada pemasaran ditunjuk kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.       Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan terseebut
b.      Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan
c.       Mintalah umpan balik dari karyawan tentang upaya perbaikan peayanan yang harus diberikan kepada pelanggan
d.      Buatlah komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e.       Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan
f.       Kembangkan pelayanan bagi karyawan sehingga komunikasi mengarah pada pelanggan
g.      Berikan inisiatif kepada karyawan yang memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan.
3.      Kualitas
Keberhasilan dalam persaingan global sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Perbakan kualitas menjadi tujuan stategi beberapa pengusaha di dunia, kemudian secara integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
Berdasarkan hasil survei di AS, menurut Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Ketepatan (reliability),
b.      Daya tahan (durability
c.       Mudah digunakan (easy of use)
d.      Nama merek yang terkenal dan dipercaya (knows and trused brand name).
e.       Harga yang relatif murah (low price).
Sedangkan di bidang jasa dan pelayanan, konsumen ingn melihat jasa perusahaan yang mencerminkan beberapa karakteristik sebagai berikut.
a.       Berwujud/nyata (tangibles), yaitu terdapatnya fasilitas, peralatan, dan SDM untuk memberikan pelayanan jasa.
b.      Ketepatan (reability), yaitu terdapatnya pemenuhan pelayanan yang sesuai dengan moto atau slogan perusahaan.
c.       Ketanggapan (responsiveness), yaitu tanggap terhadap keinginan pelanggan.
d.      Terjamin dan penuh empati (assurance and empathy), yaitu menimbulkan sikap yang menyenangkan
4.      Kenyamanan
Memberikan pelayanan menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Lokasi usaha dekat dengan pelanggan
b.      Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c.       Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari selama seminggu atau tidak
d.      Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak
e.       Berikan kemudahan kepada pelanggan agar dapat membeli secara kredit
f.       Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
5.      Inovasi
Merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan besar yanng sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus. Inovasi terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam meraih sukses usaha.
6.      Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Wirusaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik dan tidak tertandingi oleh pesaing.
7.      Produk
Produk memiliki siklus hidup (product life cycle), terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
1.      Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting dalam pemasaran, tetapi dalam tahap pengembangan produk sering timbul isiko besar dan hampir 80% produk gagal (Zimmerer, 1996:124). Beberapa alasan mengapa produk baru gagal:
1)      Produk baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2)      Wirausaha tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pasar.
3)      Perusahaan sangat miksin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-produk baru.
4)      Wirausaha gagal untuk menyesuaikan stategi produk ketika ada perubahan.
5)      Perusahaan kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
2.      Tahap Pengenalan
Produk baru diperkenalkan kepada konsumen potensial karena masih kurang diterima di pasar, sehingga harus menerobos pasar, bersaing dengan produk yang sudah ada. Memperkenalkan produk baru ini, promosi dan periklanan harus gencar agar produk dikenal oleh konsumen terutama konsumen potensial, biaya pemasaran tahap ini relatif besar, maka keuntungan bisa negatif.
3.      Tahap Pertumbuhan Penjualan
Barang sudah dikenal konsumen, produk mulai diterima oleh konsumen. Konsumen membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar, sehingga volume penjualan meningkat dan termasuk keuntungan. Apabila barang baru gagal menembus konsumen pada tahap perkenalan dan pertumbuhan, maka barang tidak akan laku terjual.
4.      Tahap Kematangan
Volume penjualan terus meningkat dan margin labor mencapai puncak, tetapi kemudian menurun, karena masuk pesaing baru ke pasar. Masuknya produk pesaing menyebabkan menurunnya hasil penjualan.
5.      Tahap Kejenuhan
Tahap ini penjualan mencapai puncak dan konsumen mulai jenuh terhadap produk, sehingga inovasi produk harus  dimulai.
6.      Tahap Penurunan
Tahap ini merupakan lingkaran akhir daur hidup produk. Hasil penjualan produk secara terus-menerus mulai menurun, produk-produk lama mulai diobral dan cuci gudang, margin laba turun secara drastis. Jika produk mencapai tahap penurunan,
7.      Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah strategis, menyenangkan, dan efisien. Kondisi untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan sebgai berikut.
1)      Memperbanyak saluran distribusi, misal langsung ke konsumen atau tidak langsung melalui agen.
2)      Memperluas segmentasi atau cakupan, misal segmen lokal, regional, nasional dan internasional.
3)      Menata penampilan tempat usaha misal tata etalase dan posisi produk.
4)      Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin.
5)      Mengubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain, unruk mengendalikan persediaan dan penawaran.
2.2. Menentukan Harga
2.2.1. Pengertian Harga
Harga tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen. Wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan kreativitas. Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan harga :
1.      Biaya barang dan jasa.
2.      Permintaan dan penawaran pasar.
3.      Antisipasi volume penjualan produk dan jasa.
4.      Harga pesaing.
5.      Kondisi ekonomi.
6.      Lokasi usaha.
7.      Fluktuasi musim.
8.      Faktor psikologis pelanggan.
9.      Bunga kredit dan bentuk kredit.
10.  Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)
Selain mempertimbangkan faktor-fakor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan harga untuk menarik konsumen :
1.      Menentukan harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda.
Jika terdapat pesaing menjual barang dengan ukuran, sifat, dan jenis barang yang sama dengan barang dan jasa yang dijual, maka produsen dapat memilih strategi sebagai berikut :
a.       Menetapkan harga lebih rendah dari harga pesaing untuk barang-barang, sedang harga barang-barang lain bisa sama atau lebih tinggi. Alternatif lain adalah menyamakan harga pesaing, tetapi dengan kualitas barang dan pelayanan yang berbeda atau lebih baik.
b.      Memberikan kualitas barang yang lebih baik dengan harga yang lebih tinggi.
2.      Memberikan potongan harga yang bervariasi, misal :
a.       Potongan penjualan tunai.
b.      Potongan penjualan dengan pembelian tunai.
c.       Sistem diskon/hadiah.
3.      Memberi keringanan waktu pembayaran,
2.2.2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1.      Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan.
2.      Pengembangan pasar (market development) mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada pada pasar baru.
3.      Pengembangan produk (product development) mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada.
4.      Segmentasi pasar (market segmentation) merupakan strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan segmentasi.
2.2.3. Penentuan Harga
Penentuan harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu tinggi, volume penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu rendah, maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam menetapkan harga bagi produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga tujuan, yaitu :
1.      Menghasilkan produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2.      Memelihara pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan pesaing.
Jika produk baru berhasil maka pesaing akan masuk ke pasar, dan perusahaan kecil memperluas atau mempertahankan pangsa pasar.
3.      Memperoleh laba.
Perusahaan baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari biaya produksi.
2.2.4. Harga Barang Konsumsi
Menentukan harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan harga, yaitu :
1.      Harga di bawah harga pasar untuk produk yang sama.
Strategi penetrasi harga (price penetration) merupakan penetapan harga di bawah harga normal. Kondisi ini dilakukan apabila usaha baru memperkenalkan produk baru ke pasar dan sudah terdapat penjual produk sama dengan persaingan yang tinggi. 
2.      Harga di atas harga pasar.
Strategi harga skimming (skimming price) merupakan penetapan harga di atas harga normal. Perusahaan menetapkan harga di atas harga normal untuk menutup kembali biaya pengembangan awal dan biaya promosi sesegera mungkin serta menghasilkan laba.
3.      Harga sama dengan harga pasar
Strategi follow-the-leader pricing. Strategi ini biasa dilakukan oleh pedagang kecil dengan mengamati berbagai kebijakan harga pesaing dan harga individual dengan meninjau periklanan. Pedagang kecil menggunakan informasi ini untuk mencari peluang.
2.2.5. Harga Barang Industri
1)      Strategi Cost-Plus Pricing
Digunakan untuk barang-barang industri, yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap biaya-biaya langsung, seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya overhead, penjualan, dan administrasi.


Biaya Tenaga Kerja
+
Harga Jual = Bahan Baku               +  Biaya Penjualan dan administrasi         + Margin
+
Overhead
 
 





2)      Biaya Langsung dan Formulasi Harga
Biaya langsung merupakan biaya yang langsung berhubungan dengan volume produksi, misal biaya bahan baku dan upah tenaga kerja.
Laporan Laba Rugi


Keterangan                                                                                                                                            Jumlah
Penjualan                                                                                                                                      Rp 100.000.000
Biaya penjualan:
Bahan Baku                                                                 Rp 30.000.000
Tenaga kerja                                                              Rp 20.000.000
Overhead                                                                    Rp. 10.000.000                               Rp 60.000.000
Laba Kotor                                                                                                                                     Rp 40.000.000
Biaya operasional:
Administrasi dan Umum                                        Rp 6.000.000
Penjualan                                                                    Rp 5.000.000
Lain-lain                                                                        Rp. 4000.000                                  Rp 15.000.000
Laba Bersih sebelum Pajak                                                                                                     Rp 25.000.000
 
 







3)      Penentuan Harga Jual Model Pulang Pokok
Penentuan harga jual dalam model ini dilakukan dengan enghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang digunakan untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung harga jual model pulang pokok atau titik impas (break even). Misal biaya variabel suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
Bahan Baku                            Rp 40.000 per unit
Upah Tenaga Kerja                 Rp 50.000 per unit
Biaya Overhead Variabel        Rp 10.000 per unit
Biaya Variabel Total               Rp 100.000 per unit








 
Berdasarkan contoh di atas, maka harga penjualan minimum sebesar Rp 100.000. apabila harga jual di bawah harga minimum, maka biaya variabel tidak akan tertutupi, untuk menghitung harga penjualan pulang pokok (break even)
2.2.6. Penentuan Harga Jasa
Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat yang efektif. Perusahaan jasa menentukan harga berdasarkan material yang digunakan untuk menyediakan jasa, tenaga kerja, dan untuk memperoleh laba terdapat perusahaan jasa menghitung harga pelayanan hanya didasarkan pad jam kerja atau jam kerja aktual yang digunakan untuk membentuk jasa.
2.2.7. Alat Penentuan Harga
1.    Mark-up, merupakan metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan untuk meningkatkan laba, denan rumus:
2.    Analisis pulang pokok digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap, dengan rumus:
2.2.8. Promo
Barang dan jasa yang diproduksi supaya dikenal, diketahui dan diminta konsumen, maka wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.                  Menginformasikan barang / jasa pada konsumen.
2.                  Membujuk konsumen supaya membeli barang / jasa yang dihasilkan
3.                  Mempengaruhi konsumen tertarik terhadap barang / jasa yang dihasilkan
Kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi.
Beberapa jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan.
1.      Media, misal media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, tv,internet, dan lain- lain).
2.      Promosi penjualan, misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, dan lainnya.
3.      Wiraniaga, mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4.      Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen.
5.      Humors, yaitu mempublikasikan barang melalui billboard, pamphlet, dan sebaginya.
2.2.9. Pemasaran Usaha Baru
                                    Apabila belum mengetahui barang atau jasa yang akan dijual, terlebih dahulu harus
Melakukan suvei untuk mendapatkan informasi mengenai :
1.         Peluang Pasar
       Peluang Pasar dapat dilihat dengan cara mengamati konsumen. Fokus pengamatan terhadap konsumen adalah :
a.    Barang dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen
b.    Beberapa banyak yang dibutuhkan
c.    Kualitas yang paling tepat
d.   Berapa banyaknya
2.         Tempat yang Tepat
       Menempatkan barang dalam pasar yang cocok.
3.         Banyak Barang yang Dibutuhkan
       Beberapa volume : barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen rata- rata perhari (dengan perkiraan)
4.         Target yang hendak Dicapai
       Misal, untuk mengajr keuntungan, untuk meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer, atau hanya sekedar laku terjual dalam rangka meraih konsumen baru.
2.3. Perluasan Usaha
2.3.1. Peningkatan Ekonomis
Peningkatan ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat dilakukan apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, apabila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomics of scale), maka kondisi ini tidak baik untuk dilakukan. Jika produk barang dan jasa sudah mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya.
2.3.2. Perluasan Usaha
Perluasan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda. Perluasan cakupan usaha bisa dilakukan apabila wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, apabila lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah “lebih besar” dari penjumlahan biaya produk pada masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah, sebagai contoh seorang wirausaha yang memproduksi barang P dengan biaya sebesar C(P) memperluas usaha dengan cara mengakuisisi atau menggabungkan perusahaan yang menghasilkan barang M dengan besar biaya C(M). Posisi tingkat produksi sama diperlukan biaya produksi total bersama sebesar C (P, M). Kasus ini melingkupi usaha ekonomis terjadi apabila biaya bersama kurang dari jumlah biaya apabila produk dihasilkan masing-masing atau C (P, M) < C(P) + C(M), dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE.


Text Box: Derajat Ekonomis (DE) =  (C(P)+C(M)-C(P,M))/(C(P,M))
 


Bersama C (P, M), maka semakin tinggi derajat ekonomis (DE) sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis, atau suatu lingkup usaha dikatakan ekonomis, apabila C (P, M) < C(P) + C(M) dan DE bernilai positif (DE > 0). Sebaliknya suatu lingkup usaha dikatakan tidak ekonomis apabila C (P, M) > C(P) + C(M) dan DE bernilai negatif (DE < 0). Memperluas skala ekonomi atau lingkup ekonomi, apabila pengetahuan usaha dan permodalan cukup, wirausaha dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan (joint venture) atau kerja sama manajemen melalui sistem kemitraan.
2.3.4. Manajemen Strategi Kewirausahaan
1.      Manajemen Kewirausahaan
Wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber – sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber – sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber – sumber yang berbentuk penemuan kegunaan suatu dalam alam.
2.      Strategi Kewirausahaan
Perusahaan kecil berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul dalam bidang teknik, produk, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, diantaranya adalah :
a.       Perubahan produk barang dan jasa.
b.      Strategi penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha.
c.       Kemampuan memperoleh modal investasi dalam penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia.
d.      Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki ketrampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi.
e.       Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing.
3.      Strategi Pemimpin Pasar
Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strategi yang perlu diperhatikan adalah :
a.       Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan, pangsa pasar.
b.      Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif.
c.       Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan.
4.      Strategi Bukan Pemimpin Pasar
Strategi ini bukan untuk bersaing dengan pemimpin pasar, ini dilakukan dengan cara :
a.       Agresif menggunakan kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak ditandingi oleh pesaing.
b.      Mengembangkan strategi sebagai pengikut.
5.      Strategi Lain
a.       Pertahanan bersaing
Supaya dapat bersaing, pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis.
b.      Mencoba produk yang menjadi “andalan utama baru”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
c.       Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manager kunci dan ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan.

2.3.5. Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha sebagai langkah awal dalam memulai usaha memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pedoman untuk mecapai keberhasilan manajemen dan sebagai alat mengajukan kebutuhan permodalan. Perencanaan biasanya memuat unsur – unsur ringkasan eksekutif, sejarang perusahaan, profil usaha, strategi usaha, barang dan jasa yang dihasilkan, strategi pemasaran, analisis pesaing, ringkasan pemilik, rencana operasi, data keuangan, proposal pinjaman, dan jadwal pelaksanaan.
Selain perencanaan, wirausaha juga mencari sumber keuangan. Terdapat dua sumber keuangan, yaitu internal perusahaan (terdiri atas cadangan, dana perusahaan, dan laba ditahan), dan sumber eksternal perusahaan (terdiri atas dana dari pemilik, dari pinjaman atau kredit negara lain).
2.4. Kompetensi Kewirausahaan
2.4.1. Dasar Kompetensi
Manajemen perusahaan modern telah terjadi pergeseran strategi, dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan, bukan hanya pemegang saham, tetapi juga karyawan, manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah. Konsep laba tidak dapat dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi pemilik kepentingan.
Laba perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan. Tugas manajemen strategis adalah menciptakan laba yang bias dipergunakan sebagai sumber dana untuk investasi dan meningkatkan manfaat bagi pemilik kepetingan.
2.4.2. Stategi Bersaing
Konsep strategi pemasaran terdapat istilah (marketing mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1.      Barang dan jasa (product)
2.      Harga (price)
3.      Tempat (place)
4.      Promosi (promotion)
Kewirausahaan memiliki 4P ditambah dengan satu P, yaitu probe (penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P. Riset pemasaran selalu menambahkan probe  pada awal sehingga urutan bauran pemasaran menjadi:
1.      Penelitian dan pengembangan (probe)
2.      Barang dan jasa (product)
3.      Harga (price)
4.      Tempat (place)
5.      Promosi (promotion)
Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena memiliki keterkaitan dengan kreativitas dan inovasi, didalamnya tercakup penelitian dan pengembangan produk, harga, tempat, dan promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta barang-barang yang bernilai dan unggul di pasar.
2.4.3. Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing.
Dalam karyanya paling terkenal Competitive Strategy, Michael P. Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat bersaing.
Beberapa aspek inti dari teori Porter adalah:
  1. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan, berarti keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk dapat bersaing. Tanpa berani bersaing, keberhasilan tidak mungkin dapat diperoleh (Porter, 1997:1).
  2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.
  3. Dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien dibanding dengan pesaing. Sedang diferensiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa unik serta memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lain.
  4. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing menghasilkan tiga strategi generik (Porter, 1997:11-13), yaitu:
a.       Biaya rendah, strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari:
1)      Pengerjaan berskala ekonomis
2)      Teknologi milik sendiri
3)      Akses preferensi ke bahan baku
b.      Diferensiasi, strategi berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industri dan dalam semua dimensi umum yang dapat dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain:
1)      Diferensiasi produk
2)      Diferensiasi sistem penyerahan/penyampaian produk
3)      Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran
4)      Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi
5)      Diferensiasi dalam citra produk
c.       Fokus, strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu meski tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Terdapat dua fokus, yaitu:
1)      Fokus biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasaran.
2)      Fokus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasaran, yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang lain.
2.4.4. Strategi The New 7-S’s (D’Aveni)
Mahoney dan Pandian (1992) dari mazhab strategi berbasis sumber daya, Richard A. D’Aveni (1994:253) mengemukakan bahwa konsep keuntungan neoklasik maupun konsep strategi dinamis dari Porter (1991) memiliki orientasi jangka pendek yang bersifat statis. Seiring dengan perubahan global, yang diperlukan saat ini adalah strategi jangka panjang yang dinamis, seperti diungkapkan oleh Richard A. D’Aveni (1994:253): “Today’s cause of high performance will not work tomorrow, making it difficult to find generic or sustainable strategies that are associated with high performance. Only entrepreneurial discovery of new opportunities and creative destruction of opponent’s, advantages create profit.”
Sehingga, D’Aveni mengajukan tujuh kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkup persaingan yang sangat dinamis dikenal dengan “The New 7-S’s.”Konsep “The New 7-S’s” ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut:
1.      Superior stakeholder satisfaction.
Strategi yang pertama dari New 7-S’s ini bertujuan memberikan kepuasan jauh di atas rata-rata kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Memberi kepuasan kepada setiap pemilik kepentingan tersebut, maka kinerja perusahaan akan semakin tinggi.
2.      Soothsaying.
Strategi yang kedua ini berfokus pada sasaran, perusahaan mencari posisi tepat bagi produk dan jasa yang dihasilkan.
3.      Positioning for speed.
Strategi dalam memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan segera mengomunikasikan produk yang dihasilkan ke pasar agar segera dikenal konsumen.
4.      Positioning for surprise.
Membuat posisi mencengangkan melalui barang dan jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan.
5.      Shifting the role of the game.
Strategi kelima adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
6.      Signaling strategic intent.
Strategi keenam adalah mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi dan konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meingkatkan kinerja perusahaan.
7.      Simultanous and sequential strategic thrusts.
Strategi ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada konsumen.
Kunci utama The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut persaingan. Menurut D’Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda untuk masa yang akan datang.


















BAB III
ANALISIS USAHA CARDIN COLLECTION
3.1. Sejarah Usaha Cardin Collection
Awal berdirinya UMKM Cardin Collection pada tahun 1998 atau pada saat terjadinya krisis moneter, adalah Alm. Bapak Sukardin sang pemilik yang dulunya adalah seorang pegawai di salah satu tempat usaha yang juga berada satu daerah denga Konveksi Cardin saat ini sebagai penjahit yang mencoba peruntunganya dengan mendirikan usaha sendiri dengan modal awalnya sebesar Rp. 500.000,- yang digunakan untuk membeli bahan baku. UMKM ini dahulunya bernama Dennis yaitu nama anak dari Alm. Bapak Sukardi lambat laun akhirnya nama itu dirubah menjadi Cardin singkatan nama Sukardin dan Dain istrinya. Pada awalnya cara memasarkan yaitu di setorkan ke orang lalu pada suatu saat mengalami musim sepiatau tidak ada permintaan tas. Akhirnya Alm. Bapak Sukardi mempunyai inisiatif untuk berjualan keliling pertama kali berjualan keliling yaitu tujuan pertama kali Solo. Usaha tersebut pun mengalami jatuh bangun terkadang bawa barang dari Solo tapi tidak  bawa uang barangnya tidak turun, tasnya masih, dibawa pulang lagi juga pernah. Setelah itu perkembangan terbesar terjadi pada tahun 2000 titik balik mulai berkembang itu pada waktu kirim ke Surabaya dan setelahnya  mengalami perkembangan yang pesat saat mulai dipasarkan ke luar daerah seperti Bandung, Surabaya, Bogor, dan ke pasar-pasar. Dan saat ini juga masih ingin mengembangkan pasarnya dengan tujuan daerah lain.
3.2. PERENCANAAN PEMASARAN
3.2.1. Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani segala kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antara produsen dengan konsumen. Hal ini juga ada di Cardin Collection proses pemasaran hasil produksi Cardin Collection biasanya kepada pedagang besar dengan pembelian Grosir. Tetapi untuk membeli langsung juga bisa. Langsung datang saja ke Cardin Collection. Karena Cardin Collection juga menerima membeli ecer tidak hanya pembelian dalam skala besar atau sering disebut grosir. Sales-sales juga sering mengambil untuk dijual keliling ke daerah-daerah seperti Purwodadi sampe Semarang. Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan manusia akan tas sekolah. Apalagi jika sudah masuk musim masuk sekolah setelah libur panjang permintaan akan yas sekolah semakin meningkat.
3.2.2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Cardin Collection adalah dengan mengamati kebutuhan yang di butuhkan oleh pelanggan. Melakukan inovasi dengan mengikuti mode yang sedang trend dimasyarakat. Dengan begitu Cardin Collection tentu tidak akan kalah bersaing dengan produk yang lain. Selain itu juga bahan baku tas juga tidak monoton berganti-ganti. Hal tersebut dilakukan untuk mengikuti trend pasar dan juga agar para penjahit tidak bosan menjahit dengan bahan sama setiap hari. Menjalin hubungan baik dengan produsen dan konsumen dengan begitu mereka akan puas dengan pelayanan dan kualitas tas yang diproduksi oleh Cardin Collection.
3.2.3. Bauran Pemasaran
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah strategis, menyenangkan, dan efisien. Kondisi untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan dengan cara memperbanyak saluran distribusi, misal langsung ke konsumen atau tidak langsung melalui agen. Pemasaran produk yang dilakukan oleh Cardin Collection biasanya di kirim ke pasar-pasar yang ada diluar kota. Seperti dikirim ke surabaya dengan tujuan PGS ( Pusat Grosir Surabaya), Pasar Turi, dan Solo dengan tujuan Pasar klewer. Kalau di daerah Kudus bisasanya di pasarkan di Pasar Kliwon, selain dikirim ke pasar-pasar biasanya ada sales yang mengambil, dan sales tersebut biasanya berkeliling di sekitar daerah Kudus. Dan juga biasanya juga berkiling sampai ke Purwodadi, Semarang. Cardin Collection tidak mengirim dan memasarkan produknya ke toko selalu pasar. Dikarenakan toko biasanya menjual barang yang tidak diproduksi dalam skala besar seperti yang diproduksi Cardin Collection. Jadi lebih tepatnya barang yang dijual di toko itu limited edition. Startegi dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan memperluas pasar yang ada bukan hanya di daerah saja tetapi juga luar daerah.
3.3. MENENTUKAN HARGA
3.3.1. Pengertian Harga
Penetapan harga dilakukan Cardin Collection dengan standarisasi sebagai contoh tas laptop umumnya ditempat lain 50rb tetapi Cardin Collection mendiskusikan denga penjahit tentang tingkat kesulitan yang dialami dalam proses penjahitan. Seandainya memang itu lebih sulitharga yang dijual dipasarkan akan kebih tinggi. Harga yang ditawarkan Cardin Collection kepada agen ataupun konsumen langsung tergantung dari jenis bahan dan tingkat kesulitan yang dialami oleh penjahit. Semakin bagus jenis bahan dan semakin tinggi tingkat kesulitan tentu harga yang jual tersebut akan semakin mahal.
3.3.2. Harga Barang Konsumsi
Menentukan harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan harga. Dan Cardin Collection memilih pilihan harga sama dengan harga pasar strategi follow-the-leader pricing. Strategi ini biasa dilakukan oleh pedagang kecil dengan mengamati berbagai kebijakan harga pesaing dan harga individual dengan meninjau periklanan. Pedagang kecil menggunakan informasi ini untuk mencari peluang. Karena pesaing yang banyak membuat Cardin Collection memilih pilihan ini jika memasang harga yang lebih tinggi maka pembeli tidak akan mau membeli karena diluar sana masih ada yang lebih murah dengan model yang sama. Dan hal tersebut dapat merugikan Cardin Collecton. Dengan pilihan tersebut produk Cardin Collection dapat bersaing dengan produk yang lain dengan harga yang sama tetapi kualitas yang unggulan.
3.4. PERLUASAN USAHA
3.4.1. Peningkatan Ekonomis
Peningkatan ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Setiap pengusaha menginginkan usahanya dapat berkembang dengan baik dengan tujuan produknya bisa dikenal banyak orang dan mengalami peningkatan serta melakukan perluasan jaringan usaha. Konveksi Cardin Collection sudah memilik kesempatan untuk memperluas pasar baru dengan tujuan Jember Jawa Timur.
3.4.2. Perluasan Usaha
Penambahan tempat kerja termasuk rencana yang akan dilakukan oleh Konveksi Cardin Collection. Dengan membuat sub-sub atau cabang tempat usaha seperti anak perusahaan yang nanti akan di fokuskan untuk membuat jenis kain yang berbeda dengan tidak sama dengan tempat usaha yang ada dipusat. Sehingga satu tempat usaha dapat terfokus dengan 1 jenis tas saja. Karena jika dalam satu tempat diharuskan membuat 2 jenis tas yang berbeda ditakutkan saat kedua produk tersebut sedang dalam pesanan yang banyak Cardin Collection tidak dapat memenuhi kuota pesanan yang di inginkan. Dengan membuka anak cabang dan terfokus dengan pembuatan tas yang berbeda dengan tempat kerja pusat. Dan bisa bekerja dengan fokus sesuai dengan kuota pesanan yang di inginkan oleh pemesan. Bahkan jika saat pesanan ramai seperti musim sekolah di satu tempat bisa dibantu dengan pegawai yang ada di anak cabang tersebut. Hal ini juga bisa membantu Cardin Collection meningkatkan hasil produksi mereka dan tidak perlu takut untuk memperlusas pasar mereka. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk menambah tenaga kerja juga memenuhi kuota pesesanan.
3.4.3. Manajemen Strategi Kewirausahaan
Inovasi sangat perlu dalam melakukan usaha. Karena inovasi membuat sebuah produk dapat di terima oleh pelanggan. Dan juga sebagai salah satu strategi dalam berwirausaha. Inovasi yang dilaukan Cardin Collection adalah membuat inovasi tas tetapi dengan bahan baku yang berbeda dengan biasanya seperti kain cordora, atau kain-kain yang terbaru-terbaru dan yang sedang banyak digunakan oleh masyarakat. Jadi para pegawai juga tidak akan jenuh karena mengerjakan jenis kain tas yang sama terus. Jadi usaha ini juga mengikuti mode yang sedang berkembang dimasyarakat dan tidak ketinggalan zaman. Dan agar masyarakat tidak jenuh dengan jenis kain yang diproduksi hanya itu-itu saja. Dan hal tersebut dapat menarik konsumen untuk membeli tas yang di produksi oleh Cardin Collection.
3.5. KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
3.5.1. Dasar Kompetensi
Kesinambungan hidup perusahaan tergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalui strategi yang dimiliki. Dan hal ini sudah terbukti bagi usaha Konveksi Cardin Collection. Jika itu semua tidak dimiliki maka Cardin Collection tidak akan bertahan sampai saat ini. Dan memiliki pangsa pasar yang besar sampai ke luar daerah. Dan dapat berkembang besar dengan baik. Terbukti dari jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh Cardin Collection kira-kira ada 33 orang, sehingga Cardin Collection dapat memenuhi pesanan dan kebutuhan pasar yang ada dan Cardin Collection dapat memperoleh keuntungan yang besar sesuai dengan target pemilik. Selain itu dari segi teknologi Cardin Collection juga tidak kalah dengan pengusaha yang lain.

3.5.2. Strategi Bersaing
Konsep strategi pemasaran yang dilakukan oleh Cardin Collection seperti dengan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Dari bahan yang digunakan, kerapian saat menjahit sampai proses pengepakan yang rapi dan menjaga dari kerusakan. Selain kualitas yang bagus harga yang pasarkan juga sangat bersaing dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Sehingga masyarkat dapat memiliki tas yang berkualitas tapi dengan harga yang terjangkau. Jika pelanggan puas dengan kualitas tas yang dihasilkan oleh Cardin Collection maka mereka akan mengajak teman atau keluarga mereka untuk ikut membeli juga tas yang dihasilkan oleh Cardin Collection. Hal seperti itu juga bisa sebagai media promosi Cardin Collection. Promosi dengan cara tersebut sangat menguntungkan bagi Cardin Collection.


BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Analisis usaha yang dilakukan bertujuan untuk memberikan arti bahwa perusahaan menyusun perencanaan, melaksanakan, dan mengontrol strategi pemasaran yang dibuatnya, dengan harapan agar menenangkan persaingan atau menguasai daerah tertentu. Sebelum suatu usaha bisnis dilakukan, perlu dipertimbangkan dan diteliti terlebih dahulu kemungkinan suatu usaha itu dapat berkembang atau tidak.  Produk yang dihasilkan ada pembelinya, tetapi jumlah pembeli tersebut cukup atau tidak dengan mempertimbangkan faktor pesaing, sekaligus sebagai dasar pertimbangan dari segi penawaran (supplay side). kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis adalah suatu Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para pelaku bisnis peperangan.


DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2014. Kewirausahaan. Edisi 7. Galaksi Nusindo : Semarang.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar