MAKALAH
ANALISIS USAHA
“ Es Dawet Lalu Lintas“
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman
S.pd., S.H., MM
Disusun
oleh :
Nama : Anita
Rahmawati
Nim
: 201511305
Kelas
: IV D
Program
Studi Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Muria Kudus
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan
di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
Dalam
memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul
“Analisis Usaha Es Dawet Lalu Lintas”.
Dalam
menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis
terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam
menyusun makalah ini.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Kudus,
17 April 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
RINGKASAN....................................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KEWIRAUSAHAAN..................................................................................................... 3
2.2. JIWA WIRAUSAHA..................................................................................................... 6
2.3. RISIKO USAHA.......................................................................................................... 12
BAB III : ANALISIS USAHA
3.1. KEWIRAUSAHAAN................................................................................. ................ 21
3.2. JIWA WIRAUSAHA................................................................................................... 23
3.3. RISIKO USHAHA....................................................................................................... 24
BAB IV : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN............................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan
dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai
inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis. Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada
tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Berarti wirausaha menyukai
tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Semakin bertambah besarnya
perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi. Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Es dawet lalu lintas adalah terobosan baru dalam usaha es
dawet. Jika biasanya kita jumpai es dawet hanya berwarna hijau saja tetapi
dengan adanya es dawet lalu lintas akan ada varian warna dari es dawet ini.
Warna yang berbeda akan membuat sensasi tersendiri bagi pembeli. Dan perubahan
warna pada dawet tidak akan mengurangi rasa yang ada pada dawet tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan
dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai
inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis.
Pelaku usaha
merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Jiwa tersebut harus dimiliki dan
dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat
belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan
menjadi wirausaha yang baik
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari
karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha
menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Semakin bertambah besarnya
perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi. Pertumbuhan
dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut
mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha
merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi
semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan
pelaku usaha. Hal itu yang mendasari
analisis yang dilakukan terhadap usaha Es Dawet Lalu Lintas ini.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha?
2. Bagaimana
jiwa atau jatidiri seseorang dalam berwirausaha?
3. Bagaimana
menghadapi risiko dalam berwirausaha?
4. Bagaimana
analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Es Dawet Lalu Lintas?
5. Bagaimana
strategi Es Dawet Lalu Lintas dalam menghadapi risiko usaha?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Memahami
dan mengetahui teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha
2. Memahami
dan mengetahui jiwa atau jatidiri seseorang dalam berwirausaha
3. Memahami
dan mengetahui menghadapi risiko dalam berwirausaha
4. Memahami
dan mengetahui analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Es Dawet
Lalu Lintas
5. Mengetahui
bagaimana strategi Es Dawet Lalu Lintas dalam menghadapi risiko usaha
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
WIRAUSAHAWAN
2.1.1.
Pendahuluan
Pengertian
Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur
adalah sebagai beikut:
The
entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a
bussines.
Konsep ini
memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan
Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut:
An
entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying
significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize
on them.
Konsep tersebut
menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko
dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap
usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik
yaitu:
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan
dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai
inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis.
2.1.2.
Risiko dan Karateristik
Landau ( 1982)
mengusulkan dari risiko yang dibawa (
risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai
berikut :
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu
mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah. Consolidator
adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang
mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya
juga tinggi.
Kuratko dan
Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1. Entrepreneur adalah
pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur dilahirkan,
bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entrepreneur selalu
menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur adalah
akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5. Entrepreneur harus
memenuhi the profile
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan
8. Ketidaktahuan
merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9. Entrepreneur menginginkan
keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah
sangat pengambil risiko.
2.1.3
Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi
tekanan enterpreneur harus bisa
berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi
tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot
dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang
perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1. Menciptakan
networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau
akhir pekan enterpreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja : enterpreneur mau
membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu enterpreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur
dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga
bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
: enterpreneur harus bisa
mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
2.2.
JIWA WIRAUSAHA
2.2.1.
Pendahuluan
Pelaku usaha
merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri
dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri.
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis, optimis
|
Berorientasi
pada tugas dan hasil.
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energik, dan inisiatif
|
Pengambil
risiko.
|
Mampu
mengambil resiko. suka tantangan
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berotientasi
ke masa depan.
|
Pandangan
kedepan, perseptif.
|
Jiwa tersebut
harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik.
Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin
besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha
antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai
keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia
mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi
kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang
sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik
diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka
sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan
wirausaha.
2.2.2.
Ideologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung
jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai
tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari
tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada,
pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas
tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha
berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau
membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih
positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata
lelah.
Capaian
tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri,
tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada
tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang
penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya
akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
2.2.3
Jati diri Wirausaha
Manusia adalah
individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda, hidup
dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan
mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup
luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang.
Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi
mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami
kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat
realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah.
Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
2.2.4
Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis
adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis
menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di inginkan
diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini
bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan
berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan
hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang
sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan
berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
2.2.5. Sikap Karir
Pelaku bisnis
mempunyai kemampuan tertentu yang dapat
diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha
dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap,
pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui
kegiatan sehari-hari.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam
jenis pekerjaan tersebut.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua
selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6. Berorientasi pada tindakan, mampu
mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses
masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber
daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai
banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan
non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan
dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan
tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
13. Mengampil
kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
2.2.6.
Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan
hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai
pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran
berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap
pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2. Otak
merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap
hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagai
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat
melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin
bisnis maupun masyarakat.
2.2.7.
Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya
membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap
untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada
kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai
segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari
hikmah dari pengalaman.
Sikap positif
dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi
pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih
sasaran positif dalam bekerja.
3. Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5. Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan
suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari
pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif
dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9. Percaya
diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri
sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
2.2.8.
Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi
sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak
telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam
lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih
produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku
usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi
kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam
sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan
membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut
sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu
bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar
bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa
depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan
dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu
menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
2.3.
RISIKO USAHA
2.3.1.
Pendahuluan
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi
dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti
wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan dan
kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu
ada.
2.3.2.
Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko
terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau
lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara
objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan.
Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai
penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi
penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku
usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif
“konservatif”, tergantung dari:
1. Kemampuan
daya tarik setiap alternatif
2. Kesedian
menerima kerugian
3. Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan
4. Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri
wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa
kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
2.3.3.
Keputusan Risiko
Pengambilan
keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai
wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungnan pribadi dengan anak,
istri dan tetangga akan membantu mempeoleh pengalaman untuk menilai
kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko
yang kecil.
Pengambilan
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa
lalu, perhatian untuk msa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat
mewujudakan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang
dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai
tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku
usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan
peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan,
jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih
banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting
dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain
menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi
pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas
perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka
ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka
situasi akan semakin buruk, dan pemasalahan
semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul
saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan iyulah maka bertanggungjawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengaambil risiko yang lebih besar dari yang dapat di
tanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk
mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha
menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko.
Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan, dan
pengalaman diri sendiri.
2.3.4.
Kembangkan Ide
Risiko dan
kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari
sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide paling produktif.
Semua orang
kreatif, jika telah mengembangkan
suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam
mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu
mengatasi:
1. Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih
baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan
mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide
menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum
mencapai bentuk akhir.
2. Pilih
tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan
ide kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan
stabil, sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap
sesuatu yang baru.
3. Kemukakan
ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya
waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
2.3.5.
Tipe
Pengambil Risiko
Pengambilan
keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman
lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis
dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan
pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit
risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena
perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen
menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer
tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat
perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap
sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus
minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk
merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam
bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi
kenyataan.
2.3.6.
Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku
usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang
lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu
mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi
diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus menanggung
akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan
harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima wewenang
serta tanggungjawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan
orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam
mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi.
Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai
waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau
pengembangan produk-produk baru.
2.3.7.
Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan
kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko,
kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang
diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko
jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting,
apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana
pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang
karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan
eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana
sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan
maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak
banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan
dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah
terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin
serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut
menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain
mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.
Keyakinan diri,
2.
Kesediaan untuk menggunakan kemampuan
sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
3.
Kemampuan menilai situasi risiko secara
realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4.
Menghadapi situasi risiko menurut
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan
mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu
perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan
semua kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
2.3.8.
Evaluasi
Risiko
Keberadaan data
kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan
tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis.
Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam
hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
2.3.9.
Pengambilan Risiko
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah
risiko:
1.
Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa
terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada
kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya
adalah sebagai berikut:
a.
Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b.
Membeli peralatan lebih banyak untuk
memenuhi permintaan,
c.
Menyewa peralatan untuk memenuhi
permintaan,
d.
Mensubkontrakkan kepada
produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila
mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik,
dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang,
maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak
bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain,
peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa
bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik
jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang
dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini,
terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba
potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain.
Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan
tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.
Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk
meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah
selanjutnya mengadakan survey berbagai alternatif. Alternatif-alternatif
ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif.
Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau
memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik.
Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan
biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat
dijalankan.
4.
Kumpulkan Alternatif
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi
dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat
sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a.
Apabila permintaan mendekati titik
kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.
Apakah terdapat pasar-pasar baru jika
kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.
Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi
dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.
Apakah ada kemungkinan para pembekal dan
subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang
diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar,
ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan
berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini,
seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.
Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara
realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Kesadaran yang jelas tentang kemampuan
dan kekuatan perusahaan,
b.
Kreativitas dalam menentukan cara
mengubah keadaan (demi keuntungan),
c.
Kemampuan merencanakan taktik dan
strategi untuk mewujudkan perubahan,
d.
Dorongan, energi dan antusias untuk
melaksanakan strategi.
6.
Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah
alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk
hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan
yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB III
ANALISIS USAHA ES DAWET LALU LINTAS
3.1.
WIRAUSAHAWAN
3.1.1.
Risiko dan Karateristik
Entrepreneur
adalah
seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi
atau dibawahnya juga tinggi. Risiko dan karateristik menurut Kuratko dan
Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur. Risiko dan Karateristik yang ada di usaha Es Dawet
adalah berani membuat produk yang berbeda dengan usaha yang sejenis. Dengan
adaanya inovasi tersebut Es Dawet Lalu Lintas ini berbeda dengan produk yang
lain. dengan menciptakan produk dari jenis yang sama tetapi dengan ciri khas
produk yang berbeda dari yang lain. Termasuk dari salah satu karateristik dari enterpereneur. Tetapi dibalik itu semua
juga terdapat risiko yang dihadapi oleh si pengusaha itu sendiri berupa tekanan
setiap inovasi yang dikerjakan.
3.1.2
Mengatasi Tekanan
Seorang
pengusaha pasti mengalami sebuah tekanan termasuk juga yang dialami oleh
pemilik Es Dawet Lalu Lintas. Cara mengatasi tekanan yang dilakukan oleh
pemilik adalah tidak berkerja setiap hari terdapat hari libur bagi pemilik dan
juga karyawan. Libur dilakukan setiap satu minggu sekali. Jika biasanya libur
dilakukan pada hari minggu tetapi usaha Es Dawet libur diadakan pada hari
jum’at. Hal ini dilakukan agar pemilik dan pegawai tidak mengalami stress atau
tekanan terhadap pekerjaan. Dan juga untuk bisa beristirahat jika badan kita
lelah berkerja selama seharian dengan waktu 5 hari berkerja.
3.2.
JIWA WIRAUSAHA
3.2.1.
Jati Diri Wirausaha
Jiwa wirausaha
yang dimiliki oleh pemilik usaha Es Dawet Lalu Lintas sudah terlihat dengan
membuka usaha yang sebenarnya banyak penjualnya tetapi pemilik menggunakan
inovasinya untuk membuat usaha yang berbeda. Dan jiwa wirausaha dikembangkannya
dengan menerima ilmu dari kerabatnya yang juga pernah berjualan Es dawet ini.
3.2.2.
Sikap Karir
Sikap karir yang
dimiliki oleh pemilik usaha Es dawet ini adalah mencontoh penjual Es dawet yang
sudah sukses tetapi produk yang kita ciptakan sama tetapi dengan terobosan
produk yang berbeda. Dengan memperlajari usaha tersebut dari kerabat dekat yang
juga pernah berjualan usaha yang sejenis dan dengan pengetahuan tersebut dapat
mengembangkan produk yang berbeda dari yang lain.
3.3.3.
Sikap Mental
Seorang
pengusaha harus memiliki pandangan hidup yang sehat. Begitu juga denga pemilik
usaha Es dawet ini. Yaitu dengan mengadakan libur bekerja dan menciptakan
suasana kerja yang santai tetapi tetap pada porsinya masing-masing. Dengan
begitu mental pemilik tidak akan stress ataupun jenuh dengan pekerjaan yang
terus menerus. Dan hal ini akan berakibat pada pandangan hidup yang sehat bagi
pemilik usaha.
3.2.4.
Perilaku Positif
Sikap positif memudahkan seorang
pengusaha untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman. Begitu juga dengan usaha Es Dawet Lalu
lintas ini. Pemilik usaha memusatkan perhatiannya atau idenya denga membuat
sebuah produk yang berbeda dengan produk yang sejenis. Pemilik membaca peluang
yang ada bahwa usaha tersebut sangat berpeluang berhasil jika bisa dikembangkan
dengan baik. Pemilik percaya bahwa usaha
yang dirintisnya akan berhasil dan dapat berkembang dengan baik. Lingkungan
yang ada disekitar pemilik juga sangat mendukung dan memberikan semangat kepada
pemilik dalam membangun sebuah usaha.
3.3.
RISIKO USAHA
3.3.1.
Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko yang ada di Usaha Es
Dawet Lalu Lintas ini adalah karena biasanya es dawet ini identik dengan dengan
warna hijau saja. Tetapi dengan melakukan inovasi berupa warna tambahan yang
ada di Es Dawet ini membuat inovasi yang dilakukan berisiko karena bisa saja
masyarakat tidak terbiasa dengan warna dawet yang dijual oleh pemilik usaha Es
Dawet Lalu Lintas. Warna tambahan yang ada di Es Dawet ini adalah merah kuning
hijau. Selain itu dengan berjualan di pinggir jalan yang tidak identik dengan
cara berjualan Es Dawet yang biasanya banyak dijumpai dipasar-pasar
tradisional. Dengan berjualan di pinggir jalan ini beresiko kurangnya pembeli.
3.3.2.
Keputusan Risiko
Keputusan
berisiko yang ada diusaha Es Dawet Lalu Lintas ini adalah dengan memutuskan membuka
usaha yang biasanya bukan pada tempatnya. Karena biasanya produk ini hanya bisa
ditemui dipasar-pasar tradisional tetapi keputusan yang dibuah oleh pemilik
memutuskan untuk membuka usaha ini dipinggir jalan yang tidak dekat dengan
pasar tradisional. Membuka usaha ini dipinggir jalan adalah keputusan yang
berisiko karena ditakutkan akan kurangnya pembeli. Selain itu juga produk yang
ditawarkan juga berbeda dengan produk yangs sejenis. Karena terkadang sesuatu
yang berbeda dari biasanya akan kurang bisa dinikmati oleh masyarakat. Karena
biasanya masyarakat tidak terbiasa dengan produk baru yang berbeda dengan
produk yang sejenis.
3.3.3.
Kembangkan Ide
Pemilik usaha Es
Dawet ini mengembangkan ide yang dengan membuat sebuah inovasi produk yang
berbeda dengan produk yang sejenis yaitu dengan membuat warna dawet dengan 3
warna yaitu warna merah kunin hijau. Mengembangkan ide ini dengan tujuan
membuat inovasi produk agar menjadi pembeda produk ini dengan produk sejenis
bisa juga sebagai kelebihan dengan usaha yang berlainan jenis dengan produk
ini. Dan inovasi ini sangat membantu dalam mengembangkan usaha dan salah satu
strategi agar produk Es Dawet Lalu Lintas ini berkembang dengan baik dan dapat bersaing
dengan produk yang lain.
3.3.4.
Delegasi Wewenang
Sebagai pelaku
usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang
lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu
mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi
diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk
kegiatan-kegiatan tertentu. Hal itu juga dilakukan oleh pemilik usaha Es Dawet
Lalu Lintas saat pemilik tidak bisa datang ikut membantu bekerja tugas itu akan
diserahkan kepada salah satu pegawai. Selain tidak bisa datang ke tempat kerja
saat ada pesanan untuk acara syukuran ataupun nikahan saat pemilik tidak bisa
datang hal itu bisa diserahkan kepada pagawainya. Tentu dengan begitu pemilik
usaha harus bisa mempercayai para pegawainya dan pegawainya harus bisa
melaksanakan tanggung jawab yang diberikan oleh pemilik.
3.3.5.
Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan
kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko,
kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif
memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah. Pemilik usaha juga akan
melakukan perubahan jika usaha yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan apa
yang sudah ditargetkan. Dan hal itu sudah seharusnya bisa diantisipasi oleh
pemilik usaha Es Dawet Lalu Lintas ini.
3.3.6.
Pengambilan Risiko
Perilaku
pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting
bagi manajemen tingkat puncak. Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku,
dengan penih perhitungan, merupakan suatu ketrampilan yang dapat ditingkatkan. Risiko
yang dimaksud adalah pemilihan
alternatif. Saat mengambil risiko pemilik usaha juga memikirkan taksiran risiko
yang akan dihadapi seperti membuat inovasi produk apakah pembelian pewarna
makanan alami akan membuat peningkatan biaya produksi dari usaha yang normal.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Analisi usaha
yang dilakuka bertujuan untuk memberikan arti bahwa usahawan merupakan
seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko
sebuah bisnis. Wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa
yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap
usaha.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian dari kegiatan pelaku usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2014. Kewirausahaan. Edisi 7. Galaksi Nusindo
: Semarang.